Part 2

1243 Kata
Empat tahun kemudian Faiqa melempar dokumen yang tadi dibacanya ke atas meja karena kesal. Ia benar-benar tidak mengerti kenapa semua ini terjadi. Setahun sudah ia bekerja di Coskun Company, tapi yang didapatnya bukannya untung melainkan rugi. Ia ingin menyerah, namun ia tahu ia tidak bisa melakukan itu. Ayahnya meminta bantuannya karena beliau percaya padanya, bukan begitu? Tapi Faiqa malah membalas kepercayaan ayahnya dengan membuat perusahaan yang sudah dirintisnya itu menjadi mengalami banyak kerugian. “Aaarrggghhhh!” Faiqa menggeram karena kesalnya. Ia tidak bisa menyalahkan keadaan. Ia tidak bisa menyalahkan kakaknya yang menghilang. Bukan keinginan Ilker juga untuk ditinggalkan wanita yang dicintainya dan berakhir dengan memberikan luka yang teramat dalam sehingga harus menjalani pengobatan dengan seorang psikolog. Faiqa juga tidak bisa menyalahkan adiknya yang masih belum menyelesaikan kuliahnya. Karena meskipun orang menganggap Mirza petakilan dan tidak serius. Faktanya adiknya itu merupakan sosok yang bertanggung jawab dan pekerja keras. Faiqa tidak bisa menyalahkan sisi playboy adiknya karena walau bagaimanapun yang namanya buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya, bukan begitu? Masalahnya justru ada pada dirinya sendiri. ia dan ketidakbecusannya. Ia dan ketidakmampuannya. Bukannya Faiqa tidak bisa bekerja. Bukannya ia tidak mau mencoba dan berusaha. Namun sekeras apapun ia mencoba untuk memahami semua pekerjaan. Mencoba menyelesaikan semua masalah yang sedang terjadi di perusahaan. Ia tetap saja merasa gagal. Passion nya jelas bukan dibidang ini. Dia bukan lulusan arsitektur seperti ayah dan pamannya dan juga adiknya sekarang. Dia juga bukan lulusan manajemen seperti saudaranya yang lain. Ia bukan orang yang berbakat di dunia bisnis. Oke, dia berbakat dalam dunia bisnis karena dia juga menggeluti itu. Hanya saja kembali seperti yang ia kemukakan sebelumnya, passionnya berbeda dengan ayah dan adiknya. Ia memiliki tujuannya sendiri. Seperti halnya Ilker yang memilih terjun ke dunia musik dan menjadi produser dan sukses di usia muda. Akara yang menjadi seorang dokter yang sukses menjadi spesialis di usia muda berkat kecerdasannya. Kakaknya yang sukses menjadi pengusaha kue dan restoran. Sepupunya Serkan yang berhasil menjadi koki terkenal. Faiqa juga memiliki jiwa bisnisnya sendiri. Ia lebih ingin terjun ke dunia kecantikan. Ia sukses menjadi seorang selebgram, jumlah followernya sudah jutaan. Dan video tutorial make-upnya yang diunggah dalam kanal youtube juga sudah banyak memiliki banyak subscriber. Penghasilannya sudah banyak, dia sudah menjadi sosok yang kaya raya di usia muda sama halnya para sepupunya yang sudah sukses lebih dulu. Dia bahkan sedang berusaha membuat kerjasama dengan seorang pakar kosmetik dan berniat meluncurkan brand make-upnya sendiri. namun ia harus menahan mimpinya itu karena sang ayah yang meminta bantuannya untuk menduduki kursi kerajaannya. Bukannya Faiqa tidak bisa menolak. Ia bisa saja menolak, tapi ia tidak mau disebut sebagai anak durhaka. Ayahnya sudah tidak muda lagi. Bayangkan saja, saat menikah dengan ibunya ayahnya sudah berusia empat puluh tahun. Dan sekarang, usia kakaknya sendiri—ilker—sudah tiga puluh dua tahun. Masih beruntung Faiqa melihat ayahnya terlihat sehat di usianya yang ke tujuh puluh tiga tahun. Ia tidak ingin membuat ayahnya semakin bersedih mengingat pria lanjut usia itu kini pastinya sedang mencemaskan kondisi Ilker yang patah hati dan kehilangan arah setelah ditinggal Syahinaz. Faiqa ingin membahagiakan sang ayah selama ia bisa, namun faktanya ia hanya bisa membuat pria itu kecewa. Ya, Faiqa juga memiliki saudara yang bisa ia mintai bantuan sebenarnya. Pamannya Lucas jelas memiliki pekerjaan yang kurang lebihnya sama dengan ayahnya. Namun rasanya tidak pantas Faiqa meminta pria yang usianya lima tahun lebih muda dari ayahnya itu kembali bekerja setelah pria itu memutuskan untuk pensiun dari pekerjaannya. Ia bisa meminta bantuan kakaknya, Syaquilla. Tapi tentu, kakak iparnya, Gilang tidak akan mengijinkan Syaquilla untuk bekerja keras. Di usianya yang ke empat puluh lima tahun, kakaknya itu sudah diminta untuk pensiun dari bisnis kuenya dan memintanya menyerahkan semua urusan pada oranglain. Jadi bagaimana mungkin Faiqa memintanya bekerja. Akara, dia seorang dokter dan sejak awal Faiqa sudah menjauhkannya dari daftar. Falisha, sejak lulus kuliah sepupunya itu tidak pernah bekerja kantoran. Hanira, wanita itu tidak akan diijinkan oleh suaminya untuk tinggal berjauhan. Ayla, gadis itu jelas sibuk dengan kuliahnya dan juga dengan pekerjaannya di toko kue milik ibunya. Raia? Saudara sepupu yang baru kembali ke pelukan keluarganya itu jelas lebih memilih menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak dan suaminya. Serkan jelas sibuk dengan restorannya dan Halil sibuk juga dengan restoran dan resort milik keluarga mereka. Tersisa Rayyan dan Mirza, namun keduanya sedang sibuk dengan urusan kuliah mereka. Dan mereka tidak berkuliah di Indonesia pula. Jadi Faiqa sama sekali tidak memiliki pilihan. Dia tidak punya siapapun yang bisa ia mintai bantuan. Faiqa mengetukkan dahinya ke atas meja. Rasanya dia benar-benar ingin menangis saat ini. namun ia tentu tidak boleh melakukannya. Apa kata asistennya nanti? Apa kata sekretarisnya nanti jika melihat Faiqa menangisi ketidakmampuannya. Jelas ia akan mempermalukan dirinya sendiri. “Sial! Sial! Sial!”geramnya. Setelahnya ia mengusap dahinya dengan telapak tangannya karena sakit. Melihat tampilan wajahnya di cermin karena takut ada memar yang muncul akibat tindakannya. Ya, Faiqa memang memiliki satu kelebihan dalam dirinya. Selain kenarsisannya yang selalu menyebut dirinya cantik. Kulit putihnya itu sedikit sensitif sehingga sedikit saja mengalami benturan, dia akan langsung mendapatkan memar. Faiqa menarik napas lega saat tahu dahinya baik-baik saja. Ini bukan saatnya mengeluh, ini saatnya ia memperbaiki keadaan. Bagaimanapun caranya, ia harus kembali memperbaiki hal yang sudah dirusaknya. Di Tempat Lain Tiziano Salvatore. Pria berdarah italia berparas tampan dengan tatapan tajam dan dingin itu kali ini tidak menunjukkan kekerasan sifatnya. Pria itu justru menunjukkan senyumnya, senyum yang tampak lebih mengerikan di mata sang asisten. Tentu saja, itu bukan senyum yang menunjukkan kegagalan. Ekspresi wajah itu selalu ditunjukkan sang bos ketika ia berhasil mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Kali ini adalah kegagalan dari seorang wanita. Ya, beberapa waktu sudah berlalu sejak bos nya itu menargetkan sosok Faiqa Elvarette Levent untuk menjadi miliknya. Empat tahun bahkan sudah berlalu sejak pertemuan pertama bosnya itu dengan sosok gadis cantik bernama Faiqa Elvarette Levent—yang awalnya bosnya duga merupakan putri designer kenamaan Turki yang bernama Nadira John Levent. Xavery Ugo, sang asisten bahkan menduga kediaman Tiziano Salvatore selama ini karena pria itu sudah melupakan sosok Faiqa. Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Tanpa Ugo tahu, Tiziano—yang kerap disapa Zian—sudah mengutus seseorang untuk menyelidiki gadis Levent ini. Tampaknya selama ini Zian mencoba mencari celah untuk membuat gadis itu bisa jatuh ke dalam pelukannya. Dan itu dengan cara memberikan sebuah pekerjaan yang kemudian Zian sendiri gagalkan dalam perjalanannya. Ugo tidak mengerti kenapa Zian rela mengeluarkan uang sebegitu besar—kerugian yang tak pernah ia bayangkan—hanya demi mendapatkan sosok gadis seperti Faiqa. Sementara ia tahu kalau diluar sana masih banyak wanita yang bisa Tiziano dapatkan tanpa mengeluarkan jumlah se fantastis itu. Namun tentu saja Ugo tidak berani bertanya. Lidahnya bisa terpotong jika ia berani melewati batasannya. Namun tetap saja, ia kaget saat mendengar semua kabar itu. “Persiapkan penerbangan ke Indonesia. Aku menginginkan akomodasi terbaik. Sudah saatnya aku mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku. Faiqa Elvarette Levent.” Gumam pria berusia tiga puluh dua tahun itu. Masih dengan senyum mengerikan tercetak di wajahnya. Ugo hanya bisa menganggukkan kepala. Ia harus bersiap melakukan apa yang atasannya inginkan. Ia harus melakukan semuanya dengan sempurna, jika tidak, ia bisa saja kehilangan pekerjaannya yang tentunya berpenghasilan sangat besar. Pria bertubuh tinggi kurus itu menganggukkan kepala dan mengundurkan dirinya dari ruangan mewah milik sang atasan. Sementara itu, Tiziano memilih untuk turun dari kursi kerajaannya dan berjalan mendekati jendela. Sementara waktu, dia akan merindukan pemandangan indah di hadapannya. Namun ia janji, itu tidak akan berlangsung lama. Karena setelah mendapatkan Faiqa, ia akan kembali ke tempat asalnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN