Pangeran Serkan bersikeras agar Anelies dibawa ke rumah sakit istana Zubair untuk ditangani oleh tim dokter istana. Pangeran Serkan tidak bisa sembarangan mempercayakan istrinya. Anelies dibawa kembali ke istana Zubair dengan mengunakan helikopter. Anelies masih terus merintih kesakitan dan Pangeran Serkan ikut bersimbah darah. Anelies mengalami pendarahan hebat sementara perutnya juga terus mengejang. "Aku sangat takut, Pangeran Serkan..." "Tenanglah, mereka akan segera menolongmu." Serkan terus memeluk Anelies. "Ini sakit ..." "Aku akan selalu bersamamu!" Serkan terus menguatkan Anelies yang merintih dan menangis. Rasanya Pangeran Serkan juga tidak tega melihat istrinya seperti itu. "Pangeran Serkan, ada beberapa hal yang ingin kami bahas dulu dengan Anda." Dokter yang tadi sudah

