“Lepaskan dia, Sean!” Seseorang berteriak dengan kencang dari arah pintu ruangan. Otomatis, suara itu membuat semua orang yang ada di sana, mengalihkan perhatian mereka ke sumber suara. Tampak di depan mata semua orang kini ada Erik yang berdiri dengan wajah sangat serius, menatap putra tunggalnya yang sebentar lagi mungkin akan jadi pembunuh. Erik, tidak ingin Sean akan menghancurkan masa depannya sendiri dan masa depan keluarga hanya demi seorang wanita. “Lepaskan dia, Sean!” perintah Erik lagi. “Pak, lepaskan Lisa, Pak,” ucap Bima pelan sambil memegang tangan Sean. “Iya, Pak. Lepasin Lisa, Pak. Tolong, Pak.” Ellena juga ikut membujuk Sean. Sean melihat ke arah Ellena, “Kamu masih mau bantuin dia?!” Sean masih kesal dengan sikap Ellena yang masih menganggap Lisa orang baik. “Engga