“Pa,” panggil Sean sambil menggelengkan kepalanya. Erik melihat ke arah putranya. Tampak sekali ada kekhawatiran di dalam raut wajah tampan sang putra yang baru saja dipenuhi dengan senyuman itu. Sean masih terus menggelengkan kepalanya mencoba membujuk papanya agar tidak menerima panggilan telepon dari mamanya. Sorot mata Sean sangat penuh harap, agar pernikahan sederhananya itu bisa berlangsung lancar. “Raka, terima ini di luar. Jangan masuk kalo mau ngerusak acara,” ucap Erik sambil memberikan ponselnya kembali ke Raka. “Baik, Pak.” Raka pun segera menerima ponsel atasannya dan segera berjalan keluar dari ruang tengah itu. “Pak penghulu, lanjutkan aja pernikahannya. Keburu ngamuk anak saya nanti.” Erik menepuk pundak putranya. “Papa ini, bikin malu aja.” “Dari pada kamu ngamuk. B