“Kamu mau ngomong soal apa, Ell?” tanya Sean dengan tatapan mata yang serius. “Hmm, saya mau ngomong soal ....” Entah mengapa Ellena mendadak menjadi sangat gugup ketika dia ingin mengatakan tentang kondisinya saat ini. Tatapan mata Sean seolah bagai tombak runcing yang siap menghujam ke arahnya Jika dia salah bicara. Tapi Ellena mencoba untuk meneguhkan hatinya dan memilih untuk tidak melihat ke arah Sean, agar dia tidak goyah lagi. Setidaknya Ellena harus berani untuk mengatakan kebenarannya, apa pun tanggapan Sean nanti. “Kamu kenapa? Kok kayaknya gugup gitu,” tanya Sean yang menatap netra Ellena tidak fokus “Anu Pak, saya mau –“ “Maaf Pak Sean, ada telepon dari Pak Haris.” Bima tiba-tiba datang menyela sambil mengulurkan ponsel milik Sean. “Oh, iya. Ell, tunggu dulu ya bentar y