“Pi—pindah? Pindah ke mana, Pak?”
Ellena bingung dengan apa yang diucapkan oleh Sean secara tiba-tiba pagi ini. Kemarin dia sama sekali tidak mendapatkan informasi ataupun petunjuk baik dari Sean ataupun dari manajemen perusahaan tempat dia bekerja.
Menatap wajah polos dan kaget Ellena ternyata cukup menjadi candu bagi Sean. Pria itu rasanya ingin mencubit pipi Ellena yang entah mengapa terlihat lebih gembul pagi ini. Mungkin karena efek kemejanya yang sedikit kebesaran sehingga wanita itu terlihat semakin menggemaskan di mata pria yang sedang terkena sindrom jatuh cinta itu.
“Pindah ke lantai 12,” jawab Sean.
“Kamu kan tahu kalau saya sekarang nggak punya sekretaris. Jadi sementara posisi sekretaris saya kosong, mendingan kamu aja yang gantiin posisinya sementara,” imbuh Sean menjela
