Ellena dan Vira saling berpandangan. Mereka bertatapan dengan sorot mata penuh dengan pertanyaan hadir di sana. Sebuah nama telah terbaca di layar ponsel milik Ellena. Nama yang membuat mereka berdua kaget sampai tanpa sadar Ellena melewatkan satu panggilan itu begitu saja. “Ell, itu tadi beneran dia?” tanya Vira yang masih kaget. Ellena mengangguk, “Iya. Itu namanya. Tapi kenapa ya Lisa telpon aku?” tanya Ellena yang juga merasa sangat kaget karena Lisa tiba-tiba meneleponnya padahal selama ini, mereka sudah semakin renggang sejak kejadian di kantin dulu. “Jangan bilang dia mau baik-baikin kamu lagi. Eh, tapi kan dia orang yang pantang minta maaf ya. Jadi gak mungkin lah kalo dia mau minta maaf ke kamu.” “Iya, mungkin dia mau nyampein sesuatu soal kerjaan.” Ellena setuju dengan apa y