"Terus bagaimana? Mau resign?" Tanya Revano dengan penuh perhatian pada istrinya, mengecupi bahu polos Calista yang sudah memiliki beberapa tanda bekas keberingasannya. "Ya enggak dong. Walaupun agak kesal dengan beberapa orang disana, tapi aku udah nyaman kerja disana. Lagian mana aku tahu juga kan kalau sekolah itu masuk yayasan keluarga kamu." Jelas Calista yang kemudian menatap langit-langit kamar dengan perasaan yang sulit dijelaskan. "Ya sudah. Nikmati waktu kerja kamu disana. Kalaupun masih ada orang-orang menyebalkan bilang sama Mas, biar Mas pecat." Ujar Revano seenaknya. "Ya gabisa gitu dong, jangan asal pecat. Orang-orang itu bergantung hidup dari pekerjaan loh Mas, jadi gabisa sembarangan begitu kasihan." Revano hanya bergumam mengiyakan perkataan istrinya. Lalu matanya men