Malam tiba. Lampu-lampu kota mulai berpendar, memantulkan cahaya ke jendela-jendela apartemen. Di salah satunya, Lily berdiri tegak di depan cermin kecil kamar tidurnya. Gaun navy sederhana yang baru saja ia dapatkan sore tadi—pilihan Ethan sendiri di butik—melekat di tubuhnya dengan sempurna. Bahannya jatuh anggun mengikuti garis tubuhnya, tidak berlebihan, namun cukup memberi kesan elegan. Warna gelapnya membuat kulit Lily tampak lebih pucat, lebih bersih, dan entah bagaimana justru menonjolkan sorot matanya yang bening. Namun, Lily tetap merasa asing dengan dirinya sendiri. Tangannya yang gemetar merapikan lipstik tipis yang ia oleskan, lalu menarik napas panjang. “Aku … benar-benar akan pergi ke gala ini.” Suaranya hampir tidak terdengar. Bukan hanya soal gaun atau acara mewah—tapi