Ia membuka cork wine dengan tenang, gerakannya terlatih, tangannya cekatan, seolah sudah terbiasa berada di sana. Bunyi gabus botol terbuka terdengar jelas, diikuti aroma manis dan tajam wine merah yang memenuhi udara. Lalu menuang cairan merah gelap itu ke dalam dua gelas. Ketika menyerahkan satu gelas pada Lily, matanya masih menatap tajam, seolah ingin menelanjangi isi hati wanita itu. “Untuk kita,” katanya sambil menuangkan isi botol ke dua gelas kristal. Ia menyerahkan satu ke Lily, lalu mengangkat gelasnya. “Malam ini … tidak ada penyesalan.” “Minumlah,” katanya pelan. Lily menerima gelas itu dengan ragu. Ia menyesap sedikit, merasakan hangatnya merambat ke tenggorokan. Sementara Ethan meneguk lebih dalam. Wanita muda itu menatap gelas di tangannya. Anggur merah berputar perlaha