Suara ketikan keyboard berbaur dengan dengung pendingin ruangan, ritmis dan monoton. Bagi Lily, ritme itu biasanya menenangkan, seperti mantra yang meneguhkan dirinya agar tetap fokus pada pekerjaan. Namun pagi ini, ketenangan itu tak lagi bekerja. Ada sesuatu—lebih tepatnya seseorang—yang membuatnya sulit bernapas dengan normal. Sejak beberapa hari lalu, sejak Lily memutuskan untuk menjaga jarak aman dari Ethan karena Victoria, ritme pekerjaannya berubah drastis. Dulu, ia hanya sesekali dipanggil ke ruang kerja Ethan untuk menyerahkan laporan atau menyiapkan agenda rapat. Tapi kini, hampir setiap jam ada saja alasan bagi sang CEO untuk memanggilnya. Kadang sekadar memastikan jadwal yang sebenarnya sudah jelas di kalender digital. Kadang menanyakan detail proyek yang ia yakin Ethan sudah