Tak terasa pagi pun menjelang. Ada perasaan canggung yang dirasakan oleh Qidam dan juga Jihan. Saat mengetahui jika ternyata mereka memiliki kisah di masa lalu. Saat ini di meja makan, sikap Qidam berubah 180 derajat. Qidam yang biasanya dingin, tiba-tiba menghangat terhadap istrinya. Setelah ia mengetahui kebenaran tersebut. Ketika Jihan hendak mengambil nasi, dengan cepat Qidam langsung menyambar piring wanita itu. Membuat Jihan, dan kedua orang tua Qidam merasa heran. Melihat perubahan sikap dari pria itu. "Biar aku saja yang ambil nasinya," tawar Qidam dengan senyum yang tidak lepas dari bibirnya. Melihat hal itu, Jihan merasa tidak enak. Karena sebenarnya kewajiban ia yang harus melayani suaminya. Bukan malah sebaliknya. "Tidak usah, Mas. Biar aku ambil sendiri saja," ucap Jihan