Bubar jam kantor, Cinta melihat temannya Santi langsung melesat pergi tanpa pamit. Tatapan aneh tentu saja Sonya layangkan pada Cinta. "Santi kenapa yah?" tanya Sonya berbisik, sembari mendekati Cinta. "Aku juga enggak tahu, Nya." "Makin ke sininya Santi semakin aneh deh. Aku perhatiin Santi banyak berubah." Cinta tidak mengomentari lagi ucapan dari Sonya. Lebih memilih untuk segera merapikan barang di atas meja sebab Athala —sang suami— sudah menunggunya di parkiran. "Buru-buru amat, Ta?" Sonya melirik ke arah Cinta. "Biasa, suami aku udah nungguin di bawah." "Aish, so sweet-nya. Jadi iri deh!" "Makanya disegerakan biar lebih kerasa sweet deh." "Insyaa Allah, Ta. Secepatnya. Tunggu aja undangannya." "Alhamdulillah, aku do'akan lancar sampai hari H." "Aamiin." "Ya udah, aku