Bayu berbalik lagi, dia lagi-lagi menahan emosinya. “Papa merasa bersalah dan benar-benar minta maaf,” ucap Harja yang wajahnya benar-benar menunjukkan perasaan bersalah. “Ya. Lalu?” “Papa juga berhak tahu di mana kamu tinggal sekarang sama mama kamu, adik-adikmu. Kamu anak Papa selamanya, dan kamu nggak bisa lari dari kenyataan itu.” Bayu mengamati papanya, yakin pria ini berubah pandangan terhadap dirinya setelah melihat mobil yang dia kendarai. “Papa ke sana ke mari mencarimu, ada yang cerita bahwa kamu putus kuliah, tapi ternyata kamu kuliah dan … kamu sukses. Papa turut bangga.” Bayu tertawa dalam hati. “Ini bukan mobilku. Aku dipinjamkan, siapa? Papa nggak perlu tahu. Papa lebih sukses daripada aku. Memiliki segalanya dan … tenang saja, aku nggak akan menuntut apapun dari Papa.

