Meskipun Bayu tampak ceria bergurau dengan Cakra, Naomi dan Cecilia, Nindya merasa bahwa anak sulungnya itu sedang tidak baik-baik saja. Apalagi saat tahu bahwa Chelsea membatalkan rencana menginap malam minggu ini di rumah lain Tirta, dia yakin ada perselisihan di antara mereka. “Kenapa Chelsea nggak jadi nginap, Bayu?” tanya Nindya, dia duduk di samping Bayu. “Dia punya acara lain, Ma. Mendadak, ada perjamuan bisnis antar pemilik cafe dari beberapa negara Asean pilihan. Chelsea termasuk yang mewakili dari Indonesia.” “Wah, hebat sekali. Kok bisa terpilih?” “Ada relasi lah. Kalo nggak mana bisa join.” “Oh.” Nindya manggut-manggut. “Aku awalnya nggak setuju, Ma.” Wajah Bayu mulai berubah. “Kok?” “Karena relasinya ini suka sama Chelsea. Dia pelanggan setia cafe Chelsea.” “Kamu cemb

