Sambil mencubit lengan dan paha Nindya geram, bu Cokro marah-marah. “Ih, kamu lo. Nggak cerita kalo sudah kawin. Wong sugih, Nin?” Nindya mengangguk pelan. Tirta memang sangat kaya, dia sekilas menghitung seberapa besar gaji semua pekerja rumah tangga Tirta, yang setiap bulan menghabiskan dana ratusan juta. Belum lagi ribuan staff di beberapa perusahaannya. Nindya tidak lagi mau memikirkannya. “Ketemu di mana, Nin?” Suara bu Cokro memelan saat bertanya, dia benar-benar ingin tahu lebih detail tentang pernikahan Nindya yang baru. Nindya lalu bercerita tentang perkenalannya dengan Tirta sedari awal, dia berjumpa Tirta pertama kalinya saat bekerja di rumah orang tua sahabat Bayu. Pada saat itu, Tirta membutuhkan asisten rumah tangga di rumahnya yang bisa sekaligus mengasuh kedua anaknya. D

