Karena resah dan gelisahnya belum reda disertai keinginan yang begitu besar, Harja menghampiri tubuh istrinya yang sudah rebah memunggunginya, berkata dengan pelan, “Mi, aku menginginkanmu.” Harja juga memberinya kecupan di puncak kepala. “Aku capek, Pi.” Harja rebah dengan perasaan gamang di sisi Puspa. Dia tidak mampu menggambarkan perasaannya sekarang. Puspa yang dulu menggebu-gebu, menggodanya dengan senyum manis di wajah, berkata dengan suara manja dan terang-terangan menginginkan Harja seutuhnya. Tapi kenapa sekarang dia berubah, padahal baru menikah dalam hitungan bulan. Alasan lelah bagi Harja sangatlah tidak masuk akal. Puspa bekerja setengah hari di kantor perusahaan Tirta, lalu bersenang-senang di cafe bersama teman-teman dan pulang dengan keadaan rumah yang rapi dan sama seka