“Tidak menutupi, Bayu … seandainya kamu atau mamamu bertanya sejak dulu, Papi tetap akan menjelaskan.” Bayu menggeleng, masih tidak puas dengan pernyataan Tirta. “Suatu saat, ada momen yang tepat. Tunggu saja ,” ujar Tirta, seolah menyiratkan bahwa Bayu sebaiknya tidak dulu menceritakan hal ini ke mamanya. “Kecuali jika kamu cerita ke mamamu sekarang, Papi akan mengubah rencana.” Bayu semakin tidak mengerti, dan Tirta yang sangat memahaminya. “Papi bukan bermaksud memaksa mama kamu, kamu dan adik-adikmu hidup dengan cara Papi. Tapi percayalah, bahwa apa yang Papi lakukan adalah demi kebahagiaan mama kamu, kamu dan semuanya.” Tirta memandang Bayu dengan tatapan hangatnya, menepuk-nepuk bahunya. “Papa kamu orang yang sangat hebat, Bayu. Terlepas dia memiliki perangai yang sangat buruk.”

