My Sweet Enemy 77

1142 Kata

Sepanjang perjalanan dari rumah dukun, tampak Tiara yang hanya duduk diam saja. Dia masih tegang dengan kalimat imbalan tumbal nyawa. "Kenapa terus diam ? kamu benar-benar tidak setuju ?" tanya Aida pada Tiara. "Bukan tidak setuju, hanya saja, ini sudah berhubungan dengan nyawa. Saya enggak bisa, tante !" tegas Tiara yang mulai bisa berpikir jernih. "Hehehe ... kan sudah tante bilang, kalau itu urusan tante. Mencari dua puluh lima ekor ayam cemani hitam dan menumbalkan untuk diambil darahnya sebagai ritual bukan hal sulit, walau harus menggelontorkan banyak uang." Tiara menoleh mendengar ucapan Aida. "Ayam cemani ? bukan manusia ?" tanya Tiara yang dibalas gelengan Aida. "Tidak, kamu pikir manusia ?" Tanya Aida yang dibalas anggukan tiara. "Hehehe ... Mbah Iyam tidak menggunakan tumb

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN