“Itu,” menujuk dadaa yang sedikit membuncit. “Sengaja lagi, enggak pakai khutang?” Kedua pipi itu merona dengan bibir yang menahan senyum. Lalu ngangguk malu-malu. “Biar aku cubitin, lalu tambah tembem?” “El, iihh!” memukul kaki Ello yang memang saat ini duduk bersila menghadapnya. “Yaudah, dilepas aja baju tante-tantenya. Aku cubitin sini.” “Ello, iihh! Ngeselin!” kembali Tere nabok kaki itu. Keduanya saling tatap untuk beberapa menit, sama-sama mengulas senyum penuh cinta. Tangan Ello terulur, mengelus wajah putih Tere yang tanpa make up sedikit pun. Tere merem, menikmati sentuhan Ello, tangan lembut itu terasa sangat nyaman. Meraih tangan Ello, lalu mencium punggung tangan suami. “Makasih ya, sayang. Aku ... aku merasa menjadi wanita yang beruntung. Makasih udah jaga hati buat ak