26. Pertandingan

1923 Kata

“Dia anak yang pintar.” Dhanan bercerita kepada Ken, saat menyesap kopi paginya, mereka terkadang menghabiskan waktu bersama di pagi hari sebelum berangkat ke kantor. Ken hanya ternganga sambil meminum su-sunya. Lalu mengambil potongan roti bakar yang diberikan mbok Luna kepadanya. Sesekali mbok Luna akan datang menyeka-kan liur Ken dengan tissue atau sapu tangan lalu kembali melanjutkan aktifitasnya. “Siapa?” tanya Ken dengan suara polosnya. “Fio,” ujar Dhanan, meletakkan cangkir kopinya, “dia juga berbakti pada orang tuanya, sayang dengan keluarga, cepat beradaptasi, papa yakin tak butuh waktu lama kamu bisa mencintainya. Terutama saat kamu telah benar-benar melepas wanita itu,” imbuh Dhanan, menoleh ke arah Ken. Ken kembali mengambil potongan rotinya dan menyumpal mulutnya seolah ta

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN