Naik kuda bersama Frans, benar-benar membuatku gemetar, selain malu dilihat orang, aku juga ketakutan. "Frans, hentikan!!" teriakku tak berani menatap ke depan, laju kudanya sangat kencang.
"Jangan takut, Vasya! Kau tidak akan kenapa-kenapa," yakin Frans, keras kepala.
"Tapi aku takut, Frans!!" teriakku memegangi tangannya.
"Tenanglah," lirihnya mulai melambatkan laju kuda. Melihatku ketakutan, Frans rupanya masih ada hati membuatku tenang.
"Waaah! Gagah sekali, Frans!! Sangat tampan!" seru wanita yang ada di desa, mengagumi ketampanan Frans.
"Eh, bukankah tadi Frans menunggangi kuda bersama seorang wanita?! Kenapa sekarang beda lagi?! Lebih cantik yang tadi!" pujinya membuatku memerah karna malu. Tentu saja cantik Meisya, dia kekasih Frans Dewandana, dari segi fisik dan wajah saja ak
