Ciumanku di bibir Frans semakin membuat Frans gelisah, dia sering menahan nafas agar tidak hilang kendali, dengan pelan tapi pasti tangannya merangkul pinggangku dan bibirnya semakin maju mencium bibirku. "Vasya ... apa yang kau lakukan?" tanya Frans, tertahan. Suaranya terdengar seksi dan berat. "Tentu saja menciummu, Frans. Apalagi? Bukankah aku jal4ngmu?" godaku memasukkan lidahku ke dalam mulutnya. "Jangan menggodaku, Anak manis. Kalau tidak! Kau akan menyesal," ucap Frans, mengancam. "Aku tidak akan menyesal, Frans. Kan sudah aku bilang, Aku jal4ngmu," ucapku masih terus menciumi bibirnya, kali ini kuhisap lidahnya agar salivanya tercampur dengan salivaku. Frans bukannya jijik malah semakin kuat menghisap salivaku yang ada di mulutnya, Frans menikmatinya tanpa rasa puas, seolah mau