43 - Setia

2355 Kata

Jeno menatap pesan yang dikirimkan oleh ayahnya. Ntah apa yang dipikirkan oleh orangtuanya sekarang. Tapi, yang Jeno tahu kalau Gisel akan bekerja di perusahaan miliknya dan menjadi sekretaris Jeno. Jeno ingin membantah, namun tidak jadi. Ketika ayahnya mengatakan Gisel tidak memiliki pekerjaan dan harta warisan yang ditinggal mendiang orangtua Gisel hanya sisa sedikit. Dan Gisel tidak tahu cari pekerjaan di mana. “Papa sungguh keterlaluan!” gumam Jeno dan menyimpan kembali ponselnya. Mata Jeno melihat pada Alice yang keluar dari dalam kamar mandi dengan piyamanya. Alice tersenyum pada Jeno, dan duduk di atas ranjang. Jeno yang melihat Alice tersenyum padanya, langsung berjalan menghampiri istrinya itu. “Kau ingin tidur sekarang?” tanya Jeno mengusap pipi Alice lembut. Alice menger

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN