Latif memandang pantulan dirinya di depan cermin. Pagi sekali dia sudah bersiap bahkan diluar langit masih gelap. Tapi tak menyurutkan niat Latif untuk tetap berencana menghadiri pesta pernikahan Lena. Ada rasa senang sekaligus sedih ketika Lena mengirimkan undangan pernikahan beberapa hari yang lalu. Senang karena ternyata Lena masih mengingatnya dan masih menganggap keberadaannya. Meski tak lagi menyandang status suami istri lagi, Latif senang karena Lena menganggapnya sebagai keluarga. Bagaimana pun juga, dulu mereka pernah menjalin kisah manis bersama.
Latif menyentuh dadanya. Rasanya begitu sesak. Melepas Lena adalah hal yang sangat susah dia relakan. Namun, Latif sadar bahwa Lena tak lagi memiliki perasaan apapun padanya. Mengingat siapa lelaki yang akan menikahi Lena, otomatis memb
