LINZIE - 46

1024 Kata

Keluar kamar dengan tas kerja tersampir di bahu. Tertegun di tempat ketika kaki ini melangkah keluar. Mata kami saling bersitatap. Entah kesialan apalagi sampai kami harus di pertemukan begini. Mas Roy sudah rapi dengan baju kerjanya sedang merangkul pundak Sabrina menuntun wanita itu keluar kamar. Mas Roy diam membisu dengan wajah yang tak bisa aku baca. Sementara Sabrina, lihatlah wanita itu justru mengulas senyumnya padaku. "Zie ... sudah mau berangkat?" tanyanya. Meski aku sebenarnya malas untuk menjawab, akan tetapi rasanya tidak baik juga jika pertanyaannya kuabaikan. "Iya, Kak," jawabku pada akhirnya. "Ayo kita sarapan," ajaknya mengulurkan tangan padaku. Bimbang akankah aku gapai uluran tangannya, ataukah kuabaikan saja. Karena Sabrina tak juga menurunkan tangannya pada akhirnya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN