Sesampainya di rumah, rupannya hati wanita itu tetap saja masih terasa tidak baik-baik saja. Senarita benar-benar kecewa pada Reino, yang seperti tidak menganggap dirinya ada. Meskipun dirinya hanya sebatas tunangannya saja, tetapi setidaknya kirim pesan atau apalah jika sedang melakukan perjalanan dinas ke luar kota seperti sekarnag ini. Jadi ia tidak perlu sampai repot-repot datang ke kantor membawakan bekal, namun yang dibawakan sedang tidak ada di sana. Sedih, malu, kecewa, dan kesal melebur menjadi satu di dalam hati Senarita. Bisa-bisa pasangannya itu tidak peka, menurut Senarita. “Awas saja nanti kalau pulang. Bakalan aku diemin!” gumam Senarita seraya memukul bantal guling yang ada di pelukannya. Saat ini Senarita berada di dalam kamarnya, di atas kasur semabri memeluk guling