Setelah mendengar keseluruhan cerita dari sang papa, Reino tampak merenung sendiri di depan ruangan mamanyaa di rawat. Pria itu menunduk dengan kedua siku yang tertumpu di lutut dan tangannya menyangga kepala. Sangat jelas sekali jika pria itu tengah dilanda kebimbangan yang sangat luar biasa. “Arrgghh!!” erangnya tertahan sembari menjambak rambutnya sendiri. Reino benar-benar dibuat frustasi dengan masalah yang tidak terduga terjadi di dalam hidupnya begitu saja. Bahkan ini datang terlalu mendadak, sebelum dirinya menyiapkan apa-apanya untuk mengantisipasi. Semua penting bagi Reino. Tidak mungkin dia memilih di antara pilihan yang sangat sulit sekalipun. Jika bisa memilih, kenapa tidak dua-duanya saja. “Apa yang harus aku lakukan?” lirih Reino menyelami permasalahan yang ada. Ini