Chap. 77. Prioritas Utama

1119 Kata

“Sayang Sayang Sayang … kamu kok gitu manggilnya?” protes Rexi mencoba untuk menanggapinya biasa. Sebab bukan hal yang sangat mudah baginya untuk memanggil putranya agar mau datang kesini. Terlebih lagi setelah beberapa tahun tidak bertegur sapa. Bahkan bertemu pun tidak. “Aku nggak mau tahu. Aku hanya ingin bertemu dengan anak kandungku sendiri. Apa kaliana kan berbaikaan jika aku sudah tidak ada di antara kalian?” tanya Renata dengan mata yang berkaca-kaca. Membuat Rexi langsung memeluknya dengan erat. “Jangan bicara sembarangan. Kamu tidak akan bisa pergi dariku, tanpa aku atau seijin dariku, Sayang. Baik, aku akan ushakan dia untuk datang kesini. Apapun itu caranya.” Tekan Rexi dengan hati yang memanas. Bukan mau dirinya mereka berada di persimpangan seperti ini. Tetapi mungkin mem

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN