Setelah Maghrib Agam baru sampai di rumahnya, dia merebahkan badannya di atas sofa yang entah kenapa sekarang terasa sangat nyaman untuknya, perasaan nyaman yang dia rasakan saat ini sirna saat perutnya berbunyi minta di isi. Agam berjalan ke arah dapur untuk mencari makanan di sana, dia tak menemukan apapun di sana, dia membuka kulkas, hanya ada sayuran dan sejenisnya yang ada di sana, dia tak bisa memasak, jadi pilihannya hanya satu, memakan roti kalau dia tak mau kelaparan. Agam segera pergi menuju kamarnya saat mengingat Arfa yang sudah ia diamkan seharian ini, sekarang hatinya sudah tenang, bisa dipastikan dia tak akan marah saat mendengar ucapan menusuk yang Arfa lontarkan nantinya, dia hanya cukup mengingat jika Arfa sedang hamil, dan itu membuatnya tak bisa menahan emosi dengan b