Reivant berjalan mendekati Netha yang terus menangis dan tidak berhenti menangis, dia merengkuh tubuh wanita itu ke dalam pelukannya. Dia memberikan sebuah kecupan hangat di kening Netha membuat wanita itu menatap pada Reivant dengan tatapan sendu penuh kesedihannya. Dia tidak kuat untuk menjalani hidup yang penuh drama ini. Dia sudah senang dulunya mengetahui keluarga kandungnya, dan memaafkan mereka yang membunuh keluarga angkatnya. Namun mereka sekarang berubah menjadi egois semua dan memaksa kehendak mereka menyuruh Netha untuk menikah. “Apakah aku tidak akan pernah merasakan kebahagiaan? Aku mau mati rasanya! Aku mau mati saja!” ucap Netha meronta dalam pelukan Reivant. Reivant yang mendengar apa yang dikatakan oleh mantan istrinya ini menggeleng. Tidak. Dia tidak akan membiarka