Reivant menatap pada Netha yang terlelap di sampingnya. Dia beranjak dari tempat duduknya, dan berjalan menuju ruangan kerjanya. Mengambil ponselnya dan mulai menghubungi seseorang di seberang sana. “Halo, Ma. Bagaimana keadaannya?” tanya Reivant pada ibunya yang ada di seberang sana. Reivant tersenyum mendengar jawaban ibunya, dan mematikan sambungan teleponnya, lalu melihat pada foto yang dikirimkan oleh ibunya. Dia senang melihat perkembangan di sana. Dia kembali menyimpan ponselnya, dan mengerjakan pekerjaannya. Reivant menatap pintu ruangan kerjanya terbuka, dan melihat pada wanita yang amat dicintai oleh dirinya. Reivanat merentangkan tangannya, dan membawa Netha untuk duduk di pangkuannya. Dia kira Netha akan laam tidur siang, ternyata hanya dua jam. “Ada apa sayang? Kamu butu