Hari itu matahari telah merangkak naik ke atas ubun-ubun. Waktu masih menunjukkan pukul dua belas saat Nazra menuruni kendaraannya di parkiran sebuah kafe. Satu tangannya melambai kegirangan ke arah Danti ketika wanita itu melihat sahabatnya menunggu di depan kafe di seberang kantor.l tempatnya bekerja dahulu. "Apa kabar, Ra?" tanya Dhanti senang. Dia memeluk erat sahabatnya itu dengan wajah yang diliputi kebahagiaan. Bagaimana tidak, saat itu adalah perdana mereka bertemu setelah tidak berjumpa selama hampir tiga bulan lamanya. "Jangan senang dulu, ya. Aku masih marah karena kamu tiba-tiba pergi dan enggak bilang apa pun sama aku," ketus Dhanti setelah mendorong tubuh Nazra menjauh. Nazra terkekeh. "Iya, kamu bebas ngelakuin apa saja ke aku. Kita ke kafe saja, ya," tawar wanita itu m