"Beneran nggak mau aku antar ke rumah Nisa?" Entah ini tawaran yang ke berapa kali Rivaldo layangkan. Alin yang saat ini tengah menata bantal di atas ranjang melirik suaminya setengah jengkel. Padahal sudah berkali-kali ia menolak tawaran suaminya itu, tapi tetap saja Rivaldo terus menawarkan tawaran yang sama. Jadi, Alin lebih baik diam saja tak menanggapi tawaran Rivaldo lagi. Pria yang saat ini sibuk menata penampilannya di depan cermin itu lantas memandang sang istri dari balik cermin. "Sayang?" Panggilnya. "Aku nggak mau di antar kamu, jadi please nggak usah kasih tawaran-tawaran yang sama. Aku bisa ke rumah Mbak Nisa sendiri." Tolak Alin berusaha menahan nada bicaranya agar tidak meninggi. "Oke, tapi jangan pake motor. Sampai di rumah Nisa, langsung kabari aku. Kalo mau pergi sam