BR~42

1608 Kata

“Tante Indira.” Anggun menggeleng pelan. Mengingat-ingat saudara perempuan sang mama, yang sepertinya sangat jarang ditemui. Mungkin nama itu ada diingatan, tetapi tidak terlalu jelas karena Indah jarang menemui keluarga mamanya. Jangankan keluarga sang mama, keluarga papanya saja sangat jarang Indah temui. “Kenapa? Nggak tahu dan nggak pernah ketemu?” tebak Budiman setelah menceritakan hasil pertemuannya dengan Bahar. “Sepertinya pernah ketemu, tapi saya nggak terlalu ingat.” Indah turut prihatin dengan penyakit yang diderita Indira. Ia juga sangat bersyukur, karena wanita itulah yang telah menyelamatkan dan memberi bantuan pada Indah selama ini. “Apa tante Indira punya anak, Pak?” “Aku kurang tahu.” Budiman memang tidak mengenal keluarga Arimbi dan lupa menanyakan pada Bahar mengenai

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN