Anggun membuka pintu kamar dan terpaku sesaat. Ia melihat Wahyu dan Putra tidur di ranjangnya dengan begitu nyenyak. Dua buah botol s**u kosong sudah tergeletak sembarangan. Satu di lantai dan satu lagi berada di atas kepala Putra. “Ohh, ternyata mereka tidur,” ucap Syifa dengan sangat pelan di sebelah Anggun, yang masih berdiri di bibir pintu. “Pantas ditelpon nggak diangkat, mungkin hapenya di-silent biar Putra nggak kebangun.” “Udah biarin aja,” timpal Desty yang juga melihat putranya tertidur dengan lelap bersama Putra. Sungguh sebuah pemandangan langka, tetapi hal tersebut benar-benar terlihat manis dan indah. “Mumpung Wahyu bisa tidur. Jangan diganggu.” “Memangnya ...” Anggun kembali menarik handle pintu kamarnya dan menutup dengan sangat perlahan. Menghindari timbulnya suara, aga

