BR~35

1229 Kata

“Halo, Om,” kata Wahyu, menjawab panggilan melalui layar di dashboard mobilnya. Ia sedang mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju rumah, setelah pergi menemui Sabda. Hasil pembicaraan dengan pria itu ternyata sangat di luar dugaan. Wahyu seperti tidak mengenal Sabda dan sikap pria itu hampir-hampir seperti Indah. Tidak bisa ditebak. “Di mana?” “Di jalan, kenapa?” “Sama April?” “Sendiri, aku mau pulang.” “Aku juga di jalan, menuju rumahmu.” “Kita bisa ketemu di luar, daripada harus—” “Ada yang harus aku temui di sana.” Wahyu mengumpat dalam hati. Apa yang ada di pikiran Indah sebenarnya, sampai-sampai gadis itu berani menelepon Budiman? Gadis itu benar-benar gila! Isi pikirannya sungguh tidak bisa di tebak sama sekali. Alih-alih nekat menghubungi Sabda, Indah justru me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN