BR ~16

1812 Kata

“Wahyu belum pulang?” tanya Sabda ketika melihat April menemuinya di ruang tamu. Wanita itu menggeleng malas, sembari menghempas tubuhnya di sudut sofa yang berjauhan dengan Sabda. “Padahal aku sudah ngabarin dia dari sore, kalau mau ke sini.” April berdecak. Menumpu pelipisnya dengan tangan dan siku yang yang bertumpu pada lengan sofa. “Nikah nggak nikah, sepertinya sama aja. Tahu gini, aku mana mau nikah sama dia.” “Aku nggak ikut-ikut.” Sabda kembali melihat ponselnya, lalu mengirim pesan pada Wahyu. “Kamu sudah pacaran bertahun-tahun sama dia, harusnya kamu sudah tahu wataknya Wahyu.” “Kami dijodohkan.” “Dijodoh-jodohkan,” ulang Sabda meluruskan ucapan April, karena tahu sejarah kedua mereka sehingga bisa menjalin hubungan sampai menikah. “Tapi karena kalian tertarik satu sama lain

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN