Bab 46. Kekesalan Arini

1097 Kata

Arini terbangun sangat pagi, dia menoleh ke tubuh Devan yang ada di sebelahnya, yang masih tidur lelap. Menoleh ke jam digital samping tempat tidur, waktu menunjukkan tepat pukul lima. Arini menggeliat malas, enggan beranjak karena hari yang masih gelap. Dia tertegun memikirkan sikap manis Devan semalam, membuatnya merasa sangat bersalah, dia lalu meraih ponsel dan mengetik sebuah pesan ke sebuah nomor tak bernama. Arini : Dit, sebaiknya kita nggak usah bertemu lagi, kecuali bulan depan pas kamu datang ke rumah memeriksa kesehatan Devan dan mamanya. Tanpa diduga, pesan sepertinya segera dibalas, tertulis “sedang mengetik” di nomor tujuan. Nomor tidak dikenal : Ada apa, Rin? Apa dia sudah tahu? Arini : Nggak, aku … aku hanya khawatir Nomor tidak dikenal : Nggak apa-apa, itu hanya peras

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN