Ternyata harapan Iksan tidak sepenuhnya dikabulkan. Malam ini Ririn mau tidur satu tempat tidur dengan suaminya, tapi dibatasi guling, Iksan tetap tidak boleh dekat - dekat dengannya. Ririn aslinya belum bisa mencium aroma Iksan, tapi dia juga takut kalau bangun nanti kehilangan Iksan, jadi solusinya ya begitu, ribet? Iksan sudah pasrah, tidak disuruh tidur di sofa saja dia sudah sangat bersyukur. Tapi setidaknya genggaman tangan mereka saat ini memvalidasi bahwa Ririn sudah mulai menerima Iksan walau pelan - pelan. "Sayang ..." "Hmm .." "Boleh nggak aku pegang perut kamu?" "Nanti kalo aku udah tidur," jawab Ririn dengan mata yang mulai redup, dia sudah mengantuk karena ini sudah setengah sebelas malam. Tadi mereka berdua menonton Netflix yang disambungkan ke Televisi di depan sofa, t