“Penyambutan mahasiswa baru?” Tanya Austin saat menerima undangan yang diberikan oleh Idris. “Benar, Sir” Jawab Idris. “Siapa yang mengantar undangan ini?” Tanya Austin sembari membuka undangan tersebut. “Seorang mahasiswa bernama Fathur Rahman, Sir” Jawab Idris. “Bukan Evelyn?” “Bukan, Sir” “Baiklah. Kau boleh keluar” “Baik, Sir” Idris pun berlalu meninggalkan Austin yang membaca undangan yang diberikan padanya. Dan matanya langsung terfokus saat melihat nama Evelyn Carbert selaku ketua panitia pelaksana. Dalam benaknya ia bertanya-tanya mengapa bukan Evelyn yang mengantarkan undangan ini untuknya padahal gadis itu selalu datang ke kantornya hanya untuk mengajaknya makan siang. Walau ia tahu, kalau itu hanya alasan gadis itu agar bisa datang ke kantornya setiap hari. Dan meski men

