Malam ini hujan turun begitu derasnya. Suara gemuruh petir saling bersahutan membuat telinga berdengung. Serta kilatan yang menyambar semakin membuat suasana semakin mencekam. Mas Agung masih berada di Jakarta untuk menemani Papa mengurus pekerjaan. Sedangkan aku tetap tinggal di apartemen. Harusnya aku menginap di rumah Mama tapi batal karena beliau harus menginap di rumah Mimi. Abang Biyan tiba-tiba demam dan Mas Rayan sedang berada di luar kota. Setelah makan malam aku langsung naik ke atas tempat tidur. Berbalas pesan dengan suami sambil membaca buku. Berada di luar seharian tak membuatku mengantuk. Kedua mataku justru semakin terang benderang. Terdengar suara bel apartemen. Aku pun melihat jam pada ponselku. Sudah pukul 10 malam, harusnya tidak ada yang berkunjung selarut ini. Saat