*** Shania berlari menyusuri lorong rumah sakit. Matanya dengan teliti mengamati setiap pintu yang ia lewati. Air matanya mengalir begitu saja, sesekali ia mengusap nya. Hingga seseorang yang di kenal nya keluar dari salah satu kamar. "Kak Radit " sapa nya dengan napas naik turun. Radit menoleh, dan ia langsung menghembuskan napas kasar nya ketika melihat siapa yang datang. "Khalif, koma " Shania langsung terkesiap, ia menutup mulut nya sendiri. Air mata kembali menetes lebih deras. Bahkan kaki nya mulai lemas hingga membuat nya hampir saja terjatuh jika tidak ada dinding di samping nya. "Lif .. " gumam nya dalam isakkan nya. Radit, diam. Ia kesal marah dan lain sebagai nya. Tapi, ia juga iba pada Shania. Ia bisa melihat dengan jelas kalau gadis itu sangat mencintai Khalif,