Kunjungan ke salon mewah itu terasa seperti sebuah misi mata-mata. Setiap langkah Saskia di atas karpet tebal dibayangi oleh bayangan besar Leo, yang berdiri tak jauh dari pintu ruangan perawatan, matanya tak pernah benar-benar meninggalkannya. Terapis yang ramah memandunya ke ruang VIP. Suara lembutnya, wewangian lavender, dan penerangan temaram seharusnya menenangkan. Tapi bagi Saskia, setiap detik adalah kesempatan yang harus direncanakan dengan matang. "Ada permintaan khusus, Nyonya?" tanya terapis itu sambil mempersiapkan alat. "Tidak. Tolong, aku butuh ketenangan," jawab Saskia, berusaha terdengar lelah. Itu bukan pura-pura. Ketegangan membuat kepalanya berdenyut-denyut. Saat terapis itu pergi sebentar untuk mengambil bahan, Saskia membuka tas kecilnya dengan tangan yang sedikit

