Api Itu Milikku

1401 Kata

Pintu kamar terbuka dengan tanpa suara. Saskia tidak perlu menoleh untuk tahu siapa yang masuk. Tubuhnya sudah bereaksi lebih dulu; otot-ototnya mengencang, lalu dengan cepat dia paksa untuk rileks. Dia tetap berdiri di dekat jendela, pura-pura terpukau oleh pemandangan fajar. Langkah kaki Geonando mendekat, mantap dan penuh kuasa. Dia berhenti tepat di belakangnya, begitu dekat hingga panas tubuhnya terasa melalui sutra piyama yang tipis. Bau sabunnya yang mahal dan aroma kekuasaan yang melekat padanya memenuhi udara. "Kau belum tidur sama sekali," ujarnya. Itu bukan pertanyaan, tapi sebuah pernyataan. Sebuah pengawasan. Saskia menarik napas perlahan, memutar tubuhnya untuk menghadapnya. Dia atur ekspresinya: tidak lagi menantang, tapi juga tidak terlalu patuh. Ada sedikit kelelahan, s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN