Tangannya meremas lagi, lebih keras, menekankan kata-katanya. "Aku yang memiliki kendali itu, Sayang. Aku! Setiap tarikan napasmu, setiap detak jantungmu yang ketakutan, setiap rahasia kelammu... semuanya adalah milikku." Dia menarik gaunnya hingga akhirnya meluncur ke lantai, meninggalkan Saskia berdiri hanya dengan pakaian dalamnya, terpapar dan menggigil di depan cermin. Dia tidak membiarkannya bergerak, menahannya dengan pandangannya yang menguasai. "Permintaan untuk belas kasihan adalah sebuah pengakuan bahwa kau lemah. Dan aku lebih suka melihatmu seperti ini. Lemah, tergantung pada kemurahan hatiku yang tidak ada. Itu adalah posisimu yang sebenarnya. Jangan pernah lupa lagi." Dia memutarkan tubuh Saskia untuk menghadapnya, jarinya menekan kuat ke dagu Saskia, memaksanya menatap l

