Seratus Delapan

1636 Kata

Shali tak bisa menahan rasa penasarannya lebih lama lagi, sore ini setelah seluruh keluarga besar telah pulang, dia pun diajak oleh Giovani untuk makan soto di tempat favoritnya dulu ketika masih sekolah bangku SMA. Tempat ini disebut dengan julukan DPR alias dibawah pohon rindang, karena memang ada pohon besar yang menaungi gerai soto favorit Giovani. Penjualnya biasa dipanggil Mbah karena sudah tua dan kini dibantu oleh anak menantunya, namun rasanya masih tetap sama. “Ini sotonya,” ucap mbah tersebut ramah, tersenyum lebar meski giginya sudah ompong. “Terima kasih, Mbah,” sapa Giovani membuat wanita yang usianya mungkin sudah diatas tujuh puluh tahun itu kembali tersenyum lebar. “Sama-sama, makan yang banyak kalian berdua kurus sekali,” ujar mbah lalu kembali melanjutkan aktifitasny

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN