"Saya bisa menyesaikan masalah saya sendiri. Saya yakin saya bisa dan saya tidak perlu melibatkan kamu." Febby menjawab dengan nada tegas sambil berdiri di ambang pintu toilet yang terbuka. Wanita itu menatap Khavi dengan tatapan tajam dimana wanita itu bersusaha menunjukkan pada Khavi bahwa ia tidak ingin dibantah lagi. Khavi bersedekap menatap Febby yang duduk sisi ujung sofa tempatnya duduk. Ia memperhatikan Febby yang sedang mengambil remote TV dan menyalakannya. Dalam otak Khavi, ia mulai bertanya-tanya dari apa kepala Febby terbuat. Kenapa wanita itu sangat keras kepala. Ada hal mudah yang bisa dilakukan tapi Khavi menangkap kalau Febby memilih mengambil hal sulit untuk wanita itu lakukan. "Kenapa liatin saya begitu?" Khavi terkesiap kaget. "Saya bingung dengan cara pikir kamu."