Budi berpikir keras dalam waktu yang singkat. Ia harus memberi jawaban yang masuk akal namun tidak membahayakan semuanya. "Oke. Gue akan menjelaskan semuanya. Tapi lo duduk dulu. Jangan tegang begini. Ingat kesehatan lo." Budi masuk ke dalam ruangan dan membimbing Barita duduk di sofa. "Baik. Tapi gue minta, tolong jangan ada kebohongan lagi. Lo pikir gue nggak nyadar kalo lo bersikap aneh akhir-akhir ini? Gue diam, bukan karena gue nggak tahu. Gue hanya menunggu lo ngomong sendiri." Barita menghempaskan pinggul pada sofa di samping meja kerja Budi. Ia memutuskan untuk berterus terang saja. Sudah terlalu lama ia membiarkan Budi membodohinya. Bilang... jangan... bilang... jangan... bilang saja. "Baik. Gue akan menceritakan semuanya. Meskipun setelah itu, gue yakin pandangan lo pada gue