Keduanya tiba di coffee shop dua puluh empat jam, Jeremy memesan espresso sedangkan Alle americano. Keduanya saling bertatapan namun tidak ada kata yang terungkapkan. Seolah ingin menyusul dari mana mereka akan memulai. Jeremy menatap Alle dengan sejuta makna, tatapanya sendu dan penuh tanya. “Bagaimana kabarmu?” Tanya Alle membuat Jeremy tertawa lalu mendengus setelahnya. “Tak akan pernah kulupakan.” Ungkapan itu membuat Alle mengangguk dengan senyum tipis. “Benar. Semua hal yang terjadi di sana, seolah menjadi titik balik hidupku. Membuatku yakin akan keputusan yang aku ambil. Melepaskan Valeria dari hidupku dan memulai hidupku yang baru, tentu dengan harapan-harapan yang lebih indah. Kuharap aku juga mendengar hal yang sama darimu, Allexa.” Jeremy menatapnya lekat, membuat Alle ter